Pancoran - Indonesia Timur punya Raja Ampat di Provinsi Papua Barat, maka Indonesia Barat punya Kepulauan Anambas di Provinsi Kepulauan Riau. Kenapa saya membandingkan Kepulauan Anambas dengan Raja Ampat? Karena saya sudah pernah mendatangi ke kedua tempat ini, dan kesimpulan saya mengeksplor kedua kepulauan ini adalah sama bagusnya, baik alam Raja Ampat dan Kepulauan Anambas.
Sebenarnya dari dahulu saya ingin ke Kepulauan Anambas. Gara-gara masih terbatasnya akses membuat saya tidak jadi terus untuk ke Anambas. Namanya rezeki nggak akan
ke mana, saya menerima undangan dari Pak Rusdi dari Dinas Pariwisata Anambas untuk mengunjungi tempatnya.
Ketika menginjakkan kaki di Matak (salah satu pulau di Anambas) pak Rusdi bilang dia akan memperlihatkan
kalau Kepulauan Anambas sama bagusnya dengan Raja Ampat. Hmmm... lantas saya tanya, apakah bapak pernah ke Raja Ampat? Beliau jawab belum.
Awalnya saya agak kurang percaya jika Kepulauan Anambas sama bagus dengan Raja Ampat. Mengingat kepulauan ini berada dekat di Pulau Sumatera dan nggak mungkin deh mengalahkan Raja Ampat di Timur Indonesia. Tetapi, pelan-pelan pendapat itu akhirnya terpatahkan.
Kepulauan Anambas memiliki 238-an pulau, dan yang dihuni penduduk baru 40-an pulau. Kebetulan saya sekitar seminggu di sini dan saya setiap hari mengeksplor keindahan Anambas. Semakin saya mengeksplor semakin saya kaget dan kagum. Ternyata benar apa yang dikatakan pak Rusdi, Indonesia Barat punya keindahan alam seperti di Indonesia Timur. Waktu seminggu tidak cukup rasanya mengeksplor keindahan Anambas.
Dari sekian banyak pulau yang kami datangi selama di Anambas, ada satu pulau yang menjadi favorit saya, yaitu Pulau Penjalin. Pulau ini agak unik karena terlihat dari luar pulau ini seperti pulau biasa lainnya. Yang membuat unik ketika kita menyusuri tengah pulau terdapat jalan ke tengah menuju teluk. Ibaratnya seperti memasuki lembah dan ternyata adalah pantai menghampar luas di tengah pulau ini.
Nelayan setempat sebenarnya menamai Pulau Penjalin dan pulau-pulau di sekitarnya dengan "Gugus Pulau Tujuh" karena terdiri dari tujuh pulau berdekatan. Penjalin sendiri terdiri atas dua pulau yakni Pulau Penjalin Besar dan Pulau Penjalin kecil. Keduanya sama-sama menawan namun memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri.
Teluk inilah, oleh siapa saja yang pernah menjejak, dianggap sebagai titik tereksotis. Airnya bening bak kristal di mana ketika cuaca terang benderang, hamparan airnya menyemburatkan warna biru tua dan hijau terang. Di dasarnya, tiada terlihat kotoran sekali pun kecuali bentangan pasir serta hamparan terumbu karang.
Di teluk ini pula lah, biasanya para pengunjung betah berlama-lama untuk berjemur, berenang hingga bermain-main di permukaan pasirnya. Atau sekadar berjalan-jalan menyusuri teluk hingga ke sisi ujung yang berpermukaan batu. Sebagian pengunjung kerap menghabiskan waktu duduk-duduk santai, membiarkan tubuh mereka diterpa semilir angin laut sembari menikmati eloknya pemandangan di hadapan. Dari teluk ini, Pulau Penjalin Kecil yang berada di sisi selatan terlihat elok, dikepung laut biru dan dilatari tumpukan batu yang berserakan di sepanjang pantainya.
Aktifitas lain yang kerap dilakukan pengunjung di sini adalah ber-snorkeling dan scuba diving. Semua sudut di perairan ini menawarkan pemandangan bawah laut yang luar biasa. Berbagai penelitian menyebut, terumbu karang di kawasan ini berkategori baik untuk penyebaran maupun ragamnya. Reef flat atau bentukan daratannya terbentang sejauh 100 meter sampai tubir pantai dengan kedalaman satu hingga sepuluh meter. Di bagian yang lebih dalam, terdapat dinding karang dan gorgonian serta koral aneka warna, tempat hidup dan bertumbuhnya ruparupa ikan dan biota laut lainnya.
Acropora, Lobophylia, Pocillopora, Porites, dengan corak dan warna yang beragam seperti karang meja, karang bercabang dan karang otak mendominasi kawasan perairan ini. Sejak tahun 2007 sewaktu Anambas masih menjadi bagian dari Kabupaten Natuna, gugusan Pulau Penjalin dan perairan di sekitarnya telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi taman laut. Hingga tak heran kalau terumbu karang di kawasan ini terjadi habitat dan kealamiannya hingga kini.
Pulau Penjalin Kecil sendiri seperti halnya Pulau Penjalin Besar tak kalah elok. Memiliki luas 0,8467 Km2 sebagian besar permukaannya diisi oleh bebatuan alam yang bertebar sangat abstrak. Beberapa di antaranya menyebar di sisi darat, berbagi tempat dengan semaksemak dan pepohonan kelapa. Sedangkan sisi pantai nyaris seluruhnya dionggoki hutan batu.
Terdapat teluk kecil di bagian selatan pulau ini yang permukaannya dihiasi pantai berpasir putih. Tidak panjang, tetapi justru terlihat unik. Apalagi di sepanjang sisi ujungnya dihampari bebatuan besar yang sebagian teronggok hingga di permukaan air. Jajaran pohon kelapa yang berdiri gagah di sela-sela pepohonan dan semak, menambah sempurna keeksotisan pulau ini.
Selain berenang, snorkeling, diving serta memancing, aktifitas lain yang kerap dilakukan pengunjung di pulau mungil ini adalah trekking menjejaki puncak bukitnya. Jalur treknya lumayan menantang dan kalau sudah mencapai puncaknya, bisa leluasa memandangi bentangan laut biru dan pulau-pulau di sekitarnya yang aduhai.
Satu lagi info tambahan, kalau menyusuri puncak bukit itu, sesekali Anda bakal temui pepohonan mangga dan jeruk. Hmm... meski didominasi perbukitan batu, pulau ini memanglah bertanah subur. Tak heran kalau tempo dulu dikenal sebagai salah satu sentra penghasil mangga dan jeruk di Kepulauan Anambas.
Untuk menuju Pulau Penjalin, dari Kota Tarempa (Siantan), menggunakan speed boat, gugusan Pulau Penjalin dapat digapai dalam hitungan kurang lebih 1,5 jam. Tidak ada transportasi reguler menuju ke sana, karena itu menyewa speed boat atau pompong adalah satu-satunya cara untuk bisa menjejak ke gugusan pulau cantik ini. Tarifnya tergantung negosiasi Anda dengan pemilik kapal. Tersedia banyakspeed boat yang bisa disewa dengan kapasitas muat yang berbeda-beda mulai dari 5, 15 hingga 20 orang. (BARRY KUSUMA)@travel.kompas
0 komentar :
Posting Komentar