Bandara Kembali Dibuka Setelah Debu Vulkanik Pindah Arah
Dibukanya bandara tersebut lantaran debu vulkanik Gunung Barujari yang merupakan anakan Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang masih bergamburan tersebut mengarah ke selatan yang terbawa oleh arah angin.
Sehingga dengan arah angin yang mengarah ke selatan membawa debu vulkanik tersebut tak mengganggu penerbangan di bandara Ngurah Rai.
“Asap dan abu Gunung Rinjani tegak lurus ke Selatan,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam akun Twitter-nya @Sutopo_BNPB, Jumat (6/11).
Arah abu ini terlihat melalui citra satelit Himawari per hari ini pada pukul 05.00 WIB. Arah abu vulkanik yang menuju selatan ini membuat Bali dan Jawa aman untuk penerbangan hari ini.
Dengan dibukanya bandara Ngurah Rai tersebut, maka penerbangan hari ini diperkirakan akan lancar dan kembali normal setelah sempat ditutup akibat meletusnya anak Gunung Rinjani.
Namun, Kepala Subbidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Timur Indonesia, Badan Geologi-Kementerian ESDM, Devy Kamil Syahbana mengungkapkan hingga saat ini, kecenderungan letusan anak Gunung Rinjani, Gunung Baru Jari tidak akan berhenti dalam waktu yang singkat.
Oleh karena itu, masyarakat maupun pemerintah daerah dan dinas terkait diharapkan untuk tetap mengikuti perkembangan aktivitas Gunung Rinjani dan tetap waspada.
“Masyarakat atau pengunjung tidak beraktivitas di seluruh area di dalam Kaldera Rinjani dan radius 3 km dari Kawah Barujari selain itu, masyarakat di sekitar Gunung Rinjani diharapkan menyiapkan masker untuk menutupi hidung dan mulut karena arah dan kecepatan angin tidak dapat diprediksi,” ujarnya melalui rilis.
Selain itu, menurutnya, masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai Kokok Putih agar mewaspadai potensi Banjir Bandang. Dirinya menjelaskan, sejak 25 Oktober terjadi peningkatan kegempaan vulkanik dan intensitas letusan yang terus meningkat.
“Ini berkaitan dengan aktivitas letusan yang menerus hingga saat ini,” ungkapnya.
Menurutnya, potensi hujan abu dari Gunung Rinjani dapat terjadi dan dimana lokalisasinya sangat bergantung pada arah dan kecepatan angin. “Ancaman bahaya sekunder dapat berupa banjir Bandang di wilayah-wilayah yang dilewati aliran Sungai Kokok Putih,” katanya.
copy@smeaker.com
0 komentar :
Posting Komentar